Hijrahku

Hijrahku

 Oleh : Meishinta Pangheulana Putri
 (kelas IX SMP Integral Hidayatullah Lampung Tengah)

Dipagi hari yang cerah, mentari telah terbit tuk menghangatkan bumi. Kala itu tercium aroma yang sedap dan terpikir olehku "Pasti iu sedang masak". Dugaaanku ternyata benar, ibu sedang masak nasi goreng untuk sarapan pagi. Setelah sarapan, kemudian akupun bersegera untuk berangkat sekolah menggunakan sepeda dengan jarak dari rumah ke sekolah yang cukup jauh sekali, kira-kira 7 km. Sehingga membuatku harus berangkat pagi-pagi sekali.

Pada waktu itu, tepatnya pada hari rabu aku pulang sekolah sekitar jam 2 siang. Awalnya aku pulang sekolah bareng dengan teman-temanku yang satu arah rumahnya denganku. Tetapi lama kelamaan tinggal aku sendiri karena emang rumahku yang paling jauh diantar mereka. Setiap dikanan kiri jalan menuju rumahku, terdapat kebun singkong, kebun pohon Akasia dan kebun Sawit yang hampir tidak ada lagi rumah didaerah itu, sangat sepi sekali. 

Hanya terdengar kayuh sepedaku dan nyaringnya suara jangkrik. Karena sangat jarang sekali ada orang yang lalu lalang melewati jalan tersebut. Palingn hanya ada tukang kebun yang sedang cabut rumput, memberi pupuk atau hanya lihat-lihat kebunnya saja.

Setiap pulang sekolah aku memang sering melewati jalan itu, karena hanya satu-satunya jalan yang paling dekat untuk menuju rumahku. Sebenarnya ada perasaan takut dan gelisah untuk melewati jalan tersebut, apalagi aku seorang perempuan, naik sepeda dan hanya sendirian. Tetapi aku memiliki kebiasaan untuk melewati jalan tersebut saya sering berserita sendiri atau sekedar bernyayi agar menghilangkan rasa sunyi sepi.

Kemudian aku berhenti bernyayiketika sedang melewati jalan yang menurun begitu terjal dan jelek, seperti jalanan kampung pada umumnya. Ketika itu rem sepedaku tidak kuat lagi menahan laju sepeda yang menurun terjal tersebut, sehingga sepedaku lepas rantainya dan secara spontan kakiku jejak ke tanah untuk menahan laju sepeda agar melambat.

Lalu perasaanku mulai panik, ketakutan dan tidak hentinya membaca ayat kursi karena hanya itu yang aku tahu dan hafal, dan berharap aku bisa tertolong dari hal yang tidak aku inginkan. Alhamdulillah semua aman terkendali dan akhirnya aku memutuskan untuk berjalan kaki sambil menenteng sepedaku yang lepas rantainya dan sudah rusak tidak bisa terpasang lagi.

Lalu akupun terus berjalan dan tercium olehku aroma yang tidak sedap, dikarenakan disepanjang jalan terdapat tempat pembuangan sampah yang sangat busuk dan menusuk kedalam rongga hidung. Tempatnya juga cukup gelap dikelilingi pohon bambu yang rindang. aku terus berjalan dengan tenang juga menutup hidungku agar tidak tercium bauk busuknya sampah yang ada. 

Lalu tiba-tiba aku mendengar suara keras benda jatuh dibelakangku dan setelah kulihat ternyata ada motor yang terjatuh dan disebelahnya ada seorang perempuan yang ditodong pisau oleh seorang pria yang tertutup wajahnya oleh kain biru. Dalam hati aku berkata "duh ada apa itu, bagaimana ini". Dengan bergetar keras sekujur tubuhku aku menguatkan diri untuk terus melangkahkan kaki tanpa berlari. Karena aku hanya seorang anak perempuan kelas 2 SMP yang lemah dan penuh ketakutan, hanya bisa berdoa kepada Allah selamatkanlah perempuan itu, walau aku terus mendengar jeritan minta tolong dari suara perempuan tersebut hingga suaranya mulai lirih kudengar.

Alhamdulillah aku sudah melihat susunan rumah berderet dan sampailah aku dirumah, lalu aku ceritakan kepada ibuku tentang kejadian tadi, lalu ibu langsung keluar dan melapor ketetangga untuk menolong perempuan tadi, kelanjutannya bagaimana sampai sekarang aku juga tidak tau, semoga saja dia selamat. Aku takut, jika aku tidak terus melangkah, apa yang akan terjadi kepadaku. 

Esoknya aku tidak masuk sekolah, lantaran masih trauma dengan kejadian kemarin. Hampir 3 hari tidak keluar rumah karena takut orang itu datang karena aku ada ditempat kejadian.

Kemudian seminggu berlalu dari kejadian itu aku ditawari untuk mondok di tempat ibuku mengajar. Langsung aku terima dengan cepat karena pikirku dipondok itu lebih aman dan terjaga. Dulu sih sebenarnya juga sudah ditawari oleh ibuku untuk mondok, tapi kutolak lantaran pingin bebas, karena juga kelakuanku yang sangat labil lantaran baru menjadi ABG (anak baru gede). Dua hari kemudian akupun sudah pindah sekolah dipondok pesantren mengulang dari kelas satu SMP, karena dipondok tersebut belum ada kelas duanya sebab baru dibuka. Jadilah aku termasuk assabiqunal awwalun (generasi pertama). 
Alhamdulillah, luar biasa, sekarang kehidupanku sudah menjadi lebih baik. Sekarang aku bisa lebih banyak mengetahui tentang agama yang dulu hanya sekedar saja, sholat hanya magrib saja bersama teman, alhamdulillah sekarang sudah 5 waktu ditambah di pondok diwajibkan sholat malam berjama'ah, sholat sunah, puasa senin kamis, dan ibadah sunnah lainnya. Lalu sekarang aku bisa menghafal Al-qur'an, syukur kepada Allah aku sudah 6 juz yang aku hafal. Dan yang paling aku rasakan perubahanku adalah berpakaianku sekarang sudah lebih islami dan sesuai syariat, doakan semoga tetap istiqomah. Aamiin










 
 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar